Social Icons

Thursday, December 11, 2014

Kesalahan Utama Batik Pekalongan Adalah Kurangnya Pemasaran

Chief Executive Officer (CEO) Frontier Consulting Group dan salah satu pendiri Hari Marketing Indonesia (HAMARI) Handi Irawan menjelaskan produk batik Pekalongan paling banyak diminati pengusaha retail baik dalam maupun luar negeri.


Bahkan lebih dari 50 persen produk batik yang dijual dalam negeri, diambil dari Pekalongan. Namun kelemahan produk batik Pekalongan, adalah kurangnya promosi dan pemasaran. Karena hal itu, harga batik Pekalongan hanya dijual murah, lalu dijual kembali oleh pengusaha retail dengan harga mahal.

"Kesalahan terbesar kenapa kota Pekalongan tidak maju, mereka tidak memarketingkan produk batiknya," ujar Handi di Balai Soesilo Sudarman saat peresmian HAMARI, seperti dikutip dari Tribunnews.

Handi menjelaskan harga satu baju batik di Pekalongan hanya dijual Rp18 ribu. Dengan harga jual sekecil itu, produsen batik Pekalongan hanya mengambil untuk Rp2.000 paling besar. "Kalau kita lihat profit margin hanya Rp1.000 sampai Rp2.000, padahal Pekalongan kota yang sangat maju dengan industri batik," ungkap Handi.

Handi mengungkapkan dengan peresmian HAMARI, produk lokal seperti batik pekalongan bisa mempunyai nilai tambah. Otomatis hal tersebut bisa meningkatkan nilai jual. "Ini dijadikan contoh seandainya marketing dimajukan, design dimajukan, value edit dalam konteks marketing, harganya bisa menjadi mahal," papar Handi.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 

Miliki Segera

 photo BP128.jpg

Minat? Klik Gambarnya

 photo BP129.jpg

Klik Gambar

 photo BP127.jpg
 
Blogger Templates