Batik sebagai pusaka budaya selayaknya dilestarikan keberadaaannya serta dikembangkan corak dan motifnya sesuai perkembangan zaman, kata Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X.
"Hal itu karena seni batik memiliki nilai tradisi budaya Nusantara yang sangat berharga," kata Sultan pada peringatan Hari Batik Nasional 2014 di Yogyakarta, Kamis (2/10).
Selain itu, batik juga telah mampu mengangkat martabat budaya bangsa ke arena persaingan dunia tekstil karena kualitas estetika dan teknis serta berbagai keunikannya.
Ia mengatakan pada masa silam, seni batik bukan sekadar untuk melatih keterampilan lukis dan sungging, tetapi juga sarat pendidikan etika dan estetika bagi wanita zaman dulu.
"Karya batik merupakan wujud budaya material yang kasat mata, yang sarat nilai-nilai adiluhung yang pantas dilestarikan dan dikembangkan masa kini," katanya.
Menurut dia, batik mengandung nilai-nilai Jawa. Peran batik menjadi sangat penting dalam kehidupan karena kain batik telah terjalin erat dalam lingkaran budaya hidup masyarakat.
"Yogyakarta yang berpijak di Bumi Mataram adalah tanah yang subur bagi tumbuhnya seni batik untuk menjadi suri keindahan semesta dan tepat untuk menyandang Kota Batik yang mendunia," katanya.
Ia mengatakan Yogyakarta yang dihidupi oleh filosofi "Hamemayu Hayuning Bawana" mengharuskan sosoknya untuk selalu hadir memberikan sumbangsih kepada semesta, tetapi juga menerima dunia secara selektif-kreatif untuk "dipangku" ke dalam dirinya.
"Kami berharap ada transformasi keterampilan membatik yang harus dikembangkan setelah batik ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO," katanya. Republika
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment