Jadwal kegiatan membatik bagi eks Pengemis, Gelandangan Dan Orang Terlantar (PGOT) di Balai Rehabilitasi Sosial PGOT Mardi Utomo Semarang terus ditingkatkan.
PGOT yang umumnya punya pemalas, jalan pintas, menunggu belas kasihan orang lain, tidak kreatif ini oleh Sadiman Al Kundarto seorang pekerja sosial dikembangkan dan dipakai untuk mendobrak semua kebiasaan buruk PGOT, antara lain dengan dilatih membatik.
“Ini penting agar mereka tumbuh semangat mau bekerja, kreatif, sabar, tidak menunggu belas kasihan orang lain dan tidak suka melamun,” kata Sadiman, Senin (20/4).
Atas persetujuan Kepala Balai Rehabilitasi Sosial PGOT Mardi Utomo Semarang, Sadiman mengusulkan kepada Badan Litbang Provinsi Jawa Tengah dapat mengalokasikan kegiatan eksperimen membatik oleh instruktur yang berpengalaman.
Ternyata mereka mampu membuat batik yang tidak kalah bagusnya dengan pembatik-pembatik yang sudah berpengalaman. Melalui cara ini, nanti mereka kembali ke masyarakat memiliki pekerjaan yang tetap, bebas dari stigma masyarakat dan tidak berkeinginan untuk menjadi Pengemis dan Gelandangan, karena harga dirinya telah ditingkatkan menjadi manusia yang bermartabat.
Minat Pembeli
Kegiatan ini dilaksanakan selama tiga bulan dan akan dilaksanakan terus pada periode-periode rehabilitasi klien yang lain dengan pola atau motif-motif batik yang berbeda supaya dapat menarik minat pembeli.
Kegiatan membatik ini juga dilaksanakan sebagai upaya rehabilitasi sosial bagi gelandangan Psikotik di Balai Rehabilitasi Sosial Psikotik Pangrukti Mulyo di Rembang, di Balai Rehabilitasi Sosial bagi remaja putus sekolah Taruna Yodha di Sukoharjo dan di Balai Rehabilitasi Sosial Wanodya Tama Kendal untuk rehabilitasi sosial Wanita Tuna Susila dan Wanita Rawan Sosial Ekonomi.
Wednesday, June 10, 2015
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment