Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kab. Kuningan, akhirnya berhasil menggelar dan memperkenalkan batik khas Kuningan setelah melalui perjalanan panjang mulai lomba design motif hingga menuangkan kedalam kain berupa batik tulis maupun print (cetak). Dari 20 motif unggulan, mengemuka motif kuda dan kancra bodas sebagai motif khas yang tidak dimiliki daerah lain.
“Sudah seperti mewujudkan mimpi yang tertunda, maka ketika kami dapat menuangkan desain tersebut dalam bentuk bain batik, sepertinya mimpi itu benar-benar menjadi kenyataan,” tutur Ketua Umum Dekranasda Kab.Kuningan, Ny.Hj. Utje Ch Suganda, S.Sos, pada saat Launching (perkenalan) batik khas Kuningan, di hadapan Bupati Kuningan beserta unsur Muspida dan ratusan ibu-ibu warga masyarakat Kab.Kuningan, bertempat di pendopo kabupaten, Kamis (22/12).
Ketua Umum Dekranasda Kab.Kuningan, Ny.Hj. Utje Ch Suganda,S.Sos menegaskan, batik telah ditetapkan UNESCO sebagai warisan budaya bangsa Indonesia, sehingga tidak berlebihan jika setiap daerah di Indonesia saat ini berupaya untuk mengembangkan kekhasan batik di setiap daerahnya. Untuk beberapa daerah tertentu, memang sudah ada motif-motif yang menjadi ciri khas, seperti mega mendung dari Cirebon, batik Garut dengan warna-warnanya yang cerah, dan sebagainya.
Kuningan, belum memiliki motif batik khas daerahnya. Kalaupun ada, motif batik itu baru dikembangkan oleh kelompok tertentu dan pemasarannya pun terbatas. Padahal Kuningan memiliki keberagaman budaya, sejarah dan ciri khas daerah yang sudah lebih dulu dikenal, seperti kuda Kuningan, Ikan Dewa (kancra bodas), Gunung Ciremai, Gedung Naskah Linggarjati (tempat perundingan pemerintah Belanda dan RI), dan lainnya.
Diakui Ny.Hj. Utje, menciptakan batik khas Kuningan adalah sebuah impian dan ketika gagasan itu mengemuka, rasanya sulit membayangkan bahwa mimpi itu bisa terwujud. Pasalnya, Kuningan belum memiliki sentra pengrajin batik dan dari sejarah pun di Kuningan belum ditemukan adanya motif batik khas Kuningan. Tapi, tak ada yang tidak mungkin, karena jika kita mau berusaha dan bekerja keras, maka segala kendala dapat diatasi.
”Keyakinan kami hanya satu bahwa Kuningan memiliki potensi untuk dikembangkan termasuk mengembangkan industri batik, dan ternyata impian itu bisa terwujud menjadi kenyataan,” ujar istri Bupati Aang, disambut tepuk tangan hadirin yang hadir seusai melaksanakan peringatan hari ibu itu.
Menurut Ny. Hj.Utje yang pada Senin (12/12), menerima tanda kehormatan Satyalancana Kebhaktian Sosial Tahun 2011 dari Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono atas jasanya dalam bidang kesejahteraan sosial tersebut, kendati batik khas Kuningan sudah terwujud dalam bentuk kain, tetapi masih banyak persoalan yang belum selesai, salah satunya bagaimana membuat batik khas Kuningan ini bisa memasyarakat dan dapat diterima secara luas.
Sementara itu, Bupati Kuningan H.Aang Hamid Suganda pada kesempatan itu, menyatakan sangat bangga karena sekarang Kuningan sudah memiliki batik khas daerah sendiri. Para pihak swasta yang tergabung dalam organisasi pengusaha, untuk turut ambil bagian dalam upaya meningkatkan industri batik di Kab.Kuningan. “Bisa saja puluhan ribu pegawai negeri sipil dan para siswa, nantinya memiliki pakaian seragam batik khas Kuningan,” pinta Aang.