Pesan Wakil Presiden Boediono saat membuka acara Pekan Batik Nusantara 2014 rupanya menginspirasi Wali Kota Pekalongan, Basyir Ahmad, untuk mengembangkan daerahnya menjadi pusat fesyen batik.
"Kami berencana menyelenggarakan pertunjukan peragaan busana batik tiap satu bulan sekali dengan melibatkan desainer nasional," kata Basyir pada Jumat, 17 Oktober 2014. (Baca juga: Seluruh Yogya Akan Terapkan Hari Wajb Pakaian Jawa)
Keikutsertaan desainer papan atas tersebut diharapkan memantik daya kreativitas para perajin batik lokal dalam menciptakan motif dan desain baru.
Di lapangan Jetayu, Kecamatan Pekalongan Utara, Rabu pekan lalu, Boediono mengimbau perajin batik agar lebih peka membaca selera konsumen terutama kalangan muda dan masyarakat menengah. "Buatlah desain yang menarik agar batik punya nilai tambah, bukan jadi produk kodian saja," kata Boediono saat itu. (Baca juga: Pekan Batik Nusantara Ditargetkan Raup Rp 6 Miliar)
Menurut Sekretaris Daerah Kota Pekalongan, Dwi Arie Putranto, acara Pekan Batik Nusantara 2014 pada 8-12 Oktober lalu terbilang paling spektakuler dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Dengan modal anggaran sekitar Rp 3 miliar, acara selama lima hari itu mampu meraup total nilai transaksi hingga Rp 8 miliar. "Sekitar Rp 7 miliar dari transaksi pameran batik dan Rp 1 miliar dari wisata kulinernya," kata Dwi.
Nilai transaksi tersebut naik dua kali lipat dibandingkan 2013 yang hanya sekitar Rp 4 miliar. Adapun total jumlah pengunjung dalam Pekan Batik Nusantara 2014 tercatat hingga sekitar 150 ribu orang dari berbagai daerah.
Sumber : tempo