Pemprov Jateng pada tahun ini akan fokus pada pengembangan desain batik lokal guna meningkatkan daya saing dan mendongkrak ekpor komoditas tersebut.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jateng Ihwan Sudrajat mengatakan saat ini banyak bermunculan batik dari Madura, Cirebon dan sejumlah daerah lain dengan ciri khas tertentu.
Untuk itu, lanjutnya guna meningkatkan daya saing batik Jateng, masing-masing kabupaten /kota harus melakukan inovasi yang berkesinambungan dalam mengambangkan desain batik, khususnya dari sisi motif dan pewarnaan.
Menurut dia dibutuhkan apresiasi dari masing-masing daerah dengan ciri khasnya sendiri, sebagian besar corak batik berasal dari kultur lokal berupa tumbuh-tumbuhan yang terdapat di daerah tersebut.
“Pengembangan desain akan menjadi orientasi utama di 2012 ini dalam upaya mendongkrak daya saing produk, menyusul bermunculannya batik-batik dari sejumlah daerah,” katanya, Kamis 12 Januari.
Setelah pengembangan desain, fokus pemerintah selanjutnya dalam mengembangkan batik ini yaitu program-program yang bertujuan meningkatkan nilai tambah. Ikhwan menuturkan progres-progres tersebut akan dilakukan secara bertahap, yang pada akhirnya akan lebih fokus pada peningkatan produksi.
Saat ini, di Jateng yang terkenal ada batik Solo, Pekalongan dan Lasem yang telah memiliki pasar di kancah internasional. Selain itu, terdapat juga batik Semarangan, dan Banjar yang kini terus dikembangkan untuk orientasi ekspor.
Potensi batik Jateng masih bisa dioptimalkan mengingat kontribusinya terhadap ekspor batik nasional masih sekitar 15%. “Kalau cacatan dari pusat, ekspor batik pada 2010 mencapai US$59 juta, sementara Jateng hanya sekitar US$17 juta. Potensi ini masih bisa dioptimalkan mengingat masing-masing daerah di provinsi ini memiliki motif batik,” tuturnya.