Pemegang gelar juara sumo Jepang, tersenyum lebar saat berfoto bersama Duta Besar Indonesia untuk Jepang, Yusron Ihza Mahendra, dan para undangan dalam acara Promosi Batik di Wisma Duta, KBRI Tokyo, Kamis, 7 April 2015 kemarin.
“Saya mencintai batik,” ujar Hakuho, pemegang gelar juara sumo selama delapan tahun berturut-turut ini, di hadapan para undangan sambil memperagakan yukata batik yang dikenakannya.
“Saya tentu bukan hanya memiliki satu lembar ini saja, melainkan memiliki sejumlah yukata batik dengan motif-motif yang unik,” tambah Hakuho dan disambut tepuk tangan dan tawa ceria para undangan.
Promosi tersebut dihadiri oleh berbagai kalangan, sejak dari wakil pemerintah, para dubes negara sahabat, pengusaha, akademisi, serta petinggi Asosiasi Kimono Jepang.
Hadir pula mantan PM Jepang Fukuda, yang sekaligus Ketua Himpunan Persahabatan Indonesia-Jepang beserta istrinya.
Kehadiran seorang pesumo dalam acara promosi batik kolaborasi Indonesia-Jepang di atas dinilai sebagai langkah yang tepat oleh kalangan Jepang. Terutama, karena sumo adalah olahraga yang memiliki strata khusus dan menduduki posisi terhormat dalam masyarakat di Jepang.
“Hakuho, juara sumo (disebut sebagai Yokozuna) sekarang ini murah senyum, tampan, dan amat dikagumi secara luas, terutama oleh para wanita di Jepang,” ujar salah seorang undangan yang tidak mau disebutkan namanya seperti dilansir rilis KBRI Tokyo yang diterima Tempo, Jumat, 8 Mei 2015.
Karena itu, menurutnya, penampilan Hakuho dalam busana batik, pasti akan menarik perhatian masyarakat Jepang secara luas dan sekaligus akan semakin mengangkat citra batik, sambung sumber tadi.
Dubes Yusron Ihza Mahendra, dalam sambutannya menyebutkan bahwa sejak 2009 batik telah ditetapkan UNESCO sebagai warisan budya dunia. “Saya berharap batik bukan hanya hadir di hati masyarakat Indonesia, melainkan sekaligus juga hadir di dalam sanubari bangsa-bangsa lain di dunia, terutama Jepang,” kata Yusron.
“Seperti yang ikut ditampilkan dalam pamaren hari ini, desain batik sutra dengan motif nuansa kombinasi Jepang-Indonesia, amat mengagumkan. Motif itu melambangkan keharmonisan cita rasa kedua bangsa,” kata Dubes yang pernah menjadi Wakil Ketua Komisi I DPR RI tersebut.
Menurutnya, kimono, pakaian tradisional Jepang dengan desain kreasi kombinasi seperti ini ternyata amat mengagumkan dan memberi harapan yang besar bagi dunia batik ke depan.
Pameran Batik Kolaborasi Indonesia-Jepang tersebut terselenggara atas kerjasama KBRI Tokyo dengan Cross Cultural Artisan Association (CCAA). Keistimewaan batik-batik yang dipamerkan ini adalah bahwa motif batik-batik itu merupakan motif koloborasi yang merupakan “collaborative work” antara seniman Indonesia dan Jepang. Batik dengan kualitas tinggi ini disebut dengan istilah “Refine Batik”. Tempo
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment