Saat ini ada 3 jenis batik yang banyak dijual, yaitu batik tulis, batik cap dan batik printing. Batik tulis & batik cap merupakan batik yang asli merupakan warisan sejak jaman nenek moyang. Sedangkan batik printing adalah batik yang pembuatannya polanya dengan menggunakan sablon. Batik jenis ini paling murah karena memang tidak membutuhkan proses pembuatan yang rumit. Batik printing sebenarnya hanyalah kain biasa yang memiliki motif batik.
Sedangkan batik yang paling mahal harganya adalah batik tulis. Kenapa batik tulis bisa berharga hingga jutaan rupiah per potong? Inilah beberapa alasan dibalik mahalnya batik tulis :
- Tak ada pengulangan gambar pada pola. Oleh sebab itu, pola gambar pada batik tulis terlihat lebih luwes. Ukuran garis motif pun biasanya terlihat lebih ramping dibanding dengan batik cap karena digores dengan tangan. Jika pengrajin ingin membuat motif yang sama pada kain berbeda, hasilnya tidak akan sama persis. Bisa dibilang, setiap lembar batik tulis adalah masterpiece.
- Proses penutupan pola menggunakan canting berisi malam panas. Butuh ketekunan, ketelitian, dan ketahanan kerja yang tinggi untuk melakukannya. Proses ini juga berlangsung berulang kali tergantung berapa warna yang diperlukan oleh batik yang sedang dibuat.
- Warna pada batik tulis, terutama yang pengerjaannya sangat halus, biasanya tembus pandang. Pada batik cap, sisi belakang kain warnanya lebih pudar. Tidak demikian halnya dengan batik tulis yang tiap sisinya mempunyai ketajaman warna yang nyaris sama.
- Pengerjaan selembar batik tulis memakan waktu lama. Biasanya sekitar tiga sampai enam bulan. Bandingkan dengan batik cap yang pengerjaannya jauh lebih cepat. Seorang pengrajin rata-rata bisa membuat batik cap hingga seratus lembar setiap bulannya. Batik tulis gentongan dari Madura bahkan memakan waktu pengerjaan hingga sepuluh bulan. Untuk mendapatkan satu warna, batik gentongan harus direndam dengan pewarna alami di dalam gentong selama tiga minggu. Itu yang membuat batik gentongan lebih mahal dari batik tulis Madura biasa. Seorang pengusaha batik Madura mematok harga delapan ratus ribu hingga lima juta rupiah pada selembar batik gentongan yang diproduksi.
No comments:
Post a Comment