Kota Banjar terletak di wilayah ujung timur Provinsi Jawa Barat. Kota ini memang bukan daerah penghasil batik, namun sejak tahun 2011 kota ini mulai memperkenalkan batik motif khas kota Banjar. Batik banjar merupakan batik yang tergolong baru di Jawa Barat.
Motif Batik Banjar terinspirasi dari budaya lokal Kota Banjar, yaitu motif bunga tarum dan motif ebeg (Kuda Lumping). Dua motif ini merupakan hasil dari Lomba Cipta Motif Batik yang diadakan beberapa bulan sebelumnya. Pengembangan batik khas Banjar ini dibiayai oleh Dekranasda Kota Banjar.
Motif ebeg diinspirasian dari salah satu bentuk kesenian tradisional khas Kota Banjar yang berkembang di tengah masyarakat wilayah perbatasan antara wilayah Priangan dengan Banyumas, khususnya Kabupaten Cilacap. Sedangkan daun tarum atau pohon tarum menjadi motif khas Banjar, karena pohon jenis merambat tersebut banyak ditemukan di tepi Sungai Citanduy.
Dahulu, pohon tarum yang tumbuh di Banjar, tepatnya di pinggir Sungai Citanduy, itu berbeda dengan tumbuhan tarum yang ada di daerah lain. Kalau di Banjar, jenis tanaman tarum tumbuh merambat dan bagian bunganya berukuran kecil. Tarum (dari bahasa Sunda), nila, atau indigo (Indigofera, suku polong-polongan atau Fabaceae) merupakan tumbuhan penghasil warna biru alami. Orang Jawa menyebutnya sebagai tom. Penggunaan zat pewarna pakaian ini terutama dilakukan dalam pembuatan batik atau tenun ikat tradisional dari Nusantara. Pada masa lalu tarum merupakan bagian yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan masyarakat Sunda. Banyak tempat di wilayah Jawa Barat yang dinamai berdasarkan nama tumbuhan ini, seperti Ci Tarum, Kerajaan Taruma, Kota Banjar Pataruman, dan Tarumajaya.
Walapun tergolong batik yang baru berkembang, namun saat ini sudah ada lebih dari 500 corak hasil pengembangan yang dilakukan oleh para perajin di kota Banjar. Dengan desain bermacam-macam dan corak yang beragam, akan membuat batik asli Banjar ini memiliki ciri khas tersendiri.
Banyaknya serbuan kain batik maupun kain motif batik atau batik printing, tidak menggoyahkan warga Kota Banjar untuk lebih tertarik mengenakan model khas daerah sendiri. Terlebih, saat ini motif batik Banjar juga terus berkembang atau bervariasi. Variasi tersebut tidak hanya pada penambahan ornamen, akan tetapi juga warna dasar kain batik. Warna dasar kain batik banjar semula hanya indigo atau biru dongker, akan tetapi dalam perkembangannya warna dasar juga semakin beragam. Seiring dengan permintaan dan disesuaikan dengan kebutuhan, warna dasar juga semakin berkembang. Ada warna dasar kuning, biru dan lainnya, motif utama tetap dipertahankan, hanya beberapa sisi diberi sentuhan baru.
Batik lokal akan tetap eksis, meski banyak kain motif batik dari luar. Untuk menjawab tantangan tersebut, tentunya membutuhkan kreasi baru tanpa harus mengesampingkan motif utama batik tradisional. Tidak kalah pentingnya adalah peran pemerintah dalam upaya untuk terus melestarikan batik.
Jika anda berkunjung ke Kota Banjar, silakan mampir ke tempat pembuatan Batik Banjar yang berada di Kelurahan Purwaharja Kecamatan Purwaharja Kota Banjar dan di Jalan Pamarican nomor 102, Banjar, Jawa Barat.
Sumber : fitinline.com