Social Icons

Tuesday, September 30, 2014

Sejarah Batik Cianjur

Kabupaten Cianjur berada di Propinsi Jawa Barat. Kabupaten Cianjur dikenal dengan pameo ngaos, mamaos dan maenpo. Ngaos adalah tradisi mengaji sebagai salah satu pencerminan kegiatan keagamaan. Mamaos adalah pencerminan kehidupan budaya daerah dimana seni mamaos Tembang Sunda Cianjuran berbibit buit (berasal) dari tatar Cianjur.


Sedangkan maenpo adalah seni beladiri tempo dulu asli Cianjur yang sekarang lebih dikenal dengan seni beladiri Pencak Silat. Kabupaten Cianjur juga terkenal dengan beras pandan wanginya. Selain itu, disana juga dikembangkan kain tradisional berupa kain batik yang memiliki motif khas Kabupaten Cianjur.

Sejarah keberadaan Batik Cianjur sudah ada sejak tahun 1920. Ketika itu, pernah ada pengrajin batik yang berada di Kelurahan Bojongherang dan kain Poleng yang terkenal di daerah Sindanglaka, Karangtengah. Selama tahun ke tahun, penelusuran keberadaan serta ciri-cirinya sulit didapat dengan jelas. Sedikit gambaran dari generasi itu hanya didapat gambaran bentuk yang ada dan tertera dibatik. Yaitu gambar dan bentuk Kumeli. Sedangkan kumeli yang dimaksud tidak dapat disebutkan dengan jelas apakah kumeli itu menggambarkan umbi jalar, kentang, atau yang lainnya. Masyarakat yang memahami atau setidaknya mengetahui akan hal tersebut pada umumnya telah tiada. Ini sehingga perlu dibangkitkan dan dikembangkan lagi Batik khas Cianjur.

Perajin batik di Cianjur banyak yang terinspirasi dari keindahan alam Cianjur dalam pembuatan motif Batik Cianjur. Karena kehidupan yang agraris, motif batiknya lebih banyak menggambarkan hasil pertanian. Motif dan warna-warna kainnya tidak jauh dari tumbuhan yang hidup di sekitar Cianjur. Umumnya mendekati warna tanah, daun atau bulir padi. Ada juga motif batik yang terinspirasi dari budaya dan keseharian masyarakat Cianjur. Motif Batik Cianjur yaitu motif beasan, motif kacapi suling, maenpo, dan hayam pelung, dan lain sebagainya.

Batik Cianjur motif beasan, diambil dari ciri khas Cianjur sebagai daerah penghasil beras berkualitas. Beas, yang dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan sebutan beras adalah buah padi yang diproses, hingga saat ini belum ada jenis padi varietas Jawu Dwipa (Pandanwangi) yang menyamai dan menghasilkan kualitas beras Cianjur yang terkenal. Batik ini memiliki ciri-ciri berupa motifnya merupakan kumpulan akar pohon, batang pohon, daun, pucuk bunga, bunga dan buah padi. Motif ini biasanya juga dipadukan dengan unsur budaya, kesenian, alam dan lingkungan keberadaannya (hamparan sawah, sungai, air, pohon-pohonan, bukit, gunung, dan awan). Arah motif beasan yaitu arah simetris, asimetris, vertikal, dan horizontal. Terdapat tambahan atau saweran berbentuk satuan pulir atau biji padi, gabah, dan bunga padi. Batik Beasan sudah dipatenkan sejak 2 Oktober 2009.

Terdapat juga Batik Cianjur dengan motif Cianjuran, motif ini berbeda dengan motif batik yang sudah ada di Indonesia. Motif Cianjuran di antaranya motif kuda kosong, gendang, ragen panganten, kembang contreng, dan lain sebagainya. Setiap motif memiliki filosofi masyarakat Kabupaten Cianjur. Misalnya, motif Kuda kosong menggambarkan tunggangan Aryawiratanudatar, seorang tokoh terkemuka di Cianjur yang memperjuangkan kemerdekaan Cianjur.

Sentra Batik Cianjur terdapat di Jalan Perintis Kemerdekaan, Gang Masjid Salman Alfarisi, RT 22/RW 02, Kelurahan Sayang, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur. Dan juga di Rumah Batik CK di Jalan KH. Hasyim Azhari No. 40 Warujajar, Cianjur.

Diperlukan kontribusi dari pemerintah daerah dan semua elemen masyarakat supaya warisan budaya ini bisa tetap dilestarikan, dikembangkan dan menjadi aset budaya yang tak ternilai. Batik Cianjur menjadi harapan dan keinginan semua pihak dalam mewujudkan tatanan pengembangan ekonomi yang berbasis budaya lokal. Karena, bila terus ditingkatkan produksinya, tentu akan tercipta usaha-usaha pemberdayaan ekonomi rakyat yang bisa tumbuh dengan pesat.

Kebijakan pemerintah mengenai penggunaan pakaian batik tanggal 2 di setiap bulan, merupakan kebijakan yang patut dibanggakan. Dengan begitu, selayaknya hal tersebut dilakukan pula oleh seluruh masyarakat yang harus lebih berbangga akan kekhasan budayanya. Batik Cianjur di sisi lain akan menjadi peluang ekonomi atau usaha baru yang dapat mendorong pertumbuham ekonomi, baik mikro maupun makro. Tumbuhnya sentra- sentra usaha baru baik kelompok usaha bersama (KUB) maupun perorangan, akan mendorong pendapatan dan pertambahan nilai bagi kesejahteraan masyarakatnya.

Semoga bermanfaat.

Sumber : fitinline.com
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 

Miliki Segera

 photo BP128.jpg

Minat? Klik Gambarnya

 photo BP129.jpg

Klik Gambar

 photo BP127.jpg
 
Blogger Templates